Minuman beralkohol merupakan salah satu hasil
fermentasi yang sudah ada jauh sebelum masehi. Hampir semua negara di
duniamempunyai jenis minuman beralkohol yang berbeda-beda, tergantung dari
bahan dasar yang terdapat dimasing-masing negara, baik yang dibuat
secaratradisional maupun modern. Dari beberapa jenis minuman beralkohol yang
tertua adalah anggur dan bir. Pada mulanya sering dibuat secara tradisional
atau sering disebut dengan fermentasi spontan.Perbedaan dari minumananggur dan
bir terletak pada bahan dasar dan proses pembuatan minuman tersebut, dimana
minumananggur berasal dari sari buah dan biji-bijian sedangkan bir
merupakanminuman yang dihasilkan dari fermentasi alkohol pada kecambah
biji-bijian (terutama Aznky) dan penambahan hop
Di Indonesia sekarang ini banyak
jenism minuman hasil fermentai yang dipasarkan, diantaranya yogurt, anggur, bir
dan lain sebagainya. Minuman anggur itu sendiri dibedakan berdasarkan jenisnya,
tergantung dari cara pengolahan dan bahan dasar yang digunakan. Pada umumnya
bahan dasar dapat digunakan untuk fermentasi alkohol dapat dibagi menjadi tiga
golongan. Pertama, bahan yang mengandung sakarida sederhana seperti air
buah-buahan, gula tebu, gula bir dan
tetes. Kedua, bahan berpati, misalnya biji-bijian, kentang ubi jalar, dan
ketela pohon. Ketiga baham yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin,
misalnya tanaman berserat dan ampas tahu (Rahayu dan Rahayu 1988).
Sudah banyak penelitian mengenai
pembuatan minuman anggur dari berbagai macam substrat yang banyak mengandung
gula maupun substrat yang banyak mengandung pati. Pembuatan minuman anggur dari
substrat berpati misalnya anggur dari
beras kencur. Pembuatan minuman anggur dari beras kencur sama dengan pembuatan
minuman angggur dari substrat yang lain, hanya pada pembuatan minuman anggur
dari beras kencur perlu dilakukan pemanasan untuk menghidrolisis pati dan
penambahan spirit (hasil fermentasi dan hasil ekstra ampas yang didistilasi dan
penambahan rempah-rempah) untuk mempertinggi kadar alkohol. Minuman anggur
beras kencurini telah dipasrkan di Indonesia.
Oleh karena itu bahan yang bisa dibuat
untuk pembuatan minuman anggur cukup banyak maka dalam penelitian ini dicoba
untk melakukan fermentasi minuman anggur
dari temulawak karena selama ini temulawak hanya digunakan sebagai obat
tradisional dan jamu. Sampai saat ini belum ada penelitian langsung untuk
mencoba melakukan fermentasi ekstrak temulawak menjadi minuman beralkohol. Oleh
karena itu dengan penelitian ini diharapkan akan lebih meningkatkan
akseptibilitas temulawak itu sendiri. Jika ternyata ekstrak temulawak bisa
difermentasi maka diharapkan diperoleh suatu jenis minuman beralkohol yang
memiliki rasa spesifik temulawak sebagai anggur temulawak.
Kandungan zat yang adapada temulawak
bersifat bakterisid dan bakteriostatik (Rukmana 1995) sehingga dapat membunuh dan
menghambat perkembangan kbabakteribakteri, tetapi belum diketahui apakah
komponen yang terdapat pada bakteri, tetapi belum diketahui apakah komponen
yang terdapat pada temulawak tersebut dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain, khususnya khamir. Oleh karena itu akan diteliti pengaruh
konsentrasi ekstrak temulawak pada proses fermentasi minuman anggur temulawak.
Pembuatan minuman anggur temulawak pada
penelitian ini sama seperti pembuatan minuman anggur dari buah yang lain,
sebagai produk fermentasi. Dalam proses pembuatan minuman anggur dari temulawak
juga menggunakan sacaromices cerevisiaekarena khamir tersebut mampu mengubah
cairan yang mengandung gula menjadi alkohol dan CO2, selain itu karena produk
etanol yang dihasilkan relatif tinggi, akumulasi produk samping rendah, hasil
etanol tinggi, kecepatan fermentasi tinggi, toleransi terhadap etanol dan
substrat tinggi serta pH fermentasi rendah (Wibowo, 1989).
No comments:
Post a Comment